Jika lelah, jangan marah-marah
Aku hanya bisa mentapmu dengan sayu
Dari tempat yang jauh
Genggamku ingin mendekat
Namun kutahu terlalu banyak sekat
Hanya pada aksara dan kata-kata
Aku menitip rasa bersua
Istirahatlah
Jangan marah-marah
Jika lelah, jangan marah-marah
Aku hanya bisa mentapmu dengan sayu
Dari tempat yang jauh
Genggamku ingin mendekat
Namun kutahu terlalu banyak sekat
Hanya pada aksara dan kata-kata
Aku menitip rasa bersua
Istirahatlah
Jangan marah-marah
Kadang ada hal-hal yang dilakukan begitu saja
Tak memerlukan aba-aba
Namun, setelahnya, justru tercipta banyak tanya
Hingga: “Mengapa aku melakukannya?”
Sepertinya aku lupa atau punya banyak alpa
Padamu, tentangmu, semua mencipta legawa
Benar-benar merelakannya
Ya, melakukan banyak hal tanpa aba-aba
Padahal, aku sendiri tak tahu apa-apa
Apakah semuanya bermuara pada rasa?
Tentang Senin yang penat
Kalau boleh meminta, aku tak mau mengulangnya
Hanya dua atau tiga persennya yang menyenangkan
Selebihnya, melelahkan
Maaf, keluhku banyak
Tapi, memang aku sungguh lelah dan sedih
Setidaknya…
Hei… terima kasih, kamu…
Sebaris, dua baris kata-kata
Melegakan…
Kapan-kapan lagi yaa…
Sampai jumpa dalam kata-kata…
Kali lain, aku mungkin akan merindukannya…