Diposkan pada #IniCeritaku

Menuju Kota Kesayangan

Ini perjalanan yang aku impikan saat di bangku kuliah. Iya, perjalanan yang perihal transportasi. Kendaraan yang ditumpangi, yang menemani sampai ke tempat yang dituju nanti.

Menuju kota yang entah bagaimana ceritanya hingga membuatku jatuh hati meski belum pernah mengunjungi. Hingga akhirnya benar-benar menikmati setiap hawanya.

Pernah mencoba untuk meniti karir di kota itu. Beberapa kali, sayangnya masih gagal. Mungkin itu hanya rasa penasaran, sambil tetap menikmati apa yang menjadi takdir terkini.

Tidak ada yang ada yang sepenuhnya mengerti memang, apa yang menjadi sebuah alur cerita. Pada titik mana itu menjadi suatu hal yang membuat kita bahagia.

Bahkan pada sebuah hal sederhana, atau terasa tidak penting bagi orang lain.

Berjalanlah… jangan risau…

Cerita-cerita itu akan menjadi pengantar hingga sampai pada mimpi-mimpi sederhana di masa lalu.

Hal-hal yang membuat kita mengharu biru. Mensyukuri nikmat yang barangkali tak terbayangkan rasanya. Ternyata begini, menapaki mimpi yang benar-benar terjadi.

Percayalah… semua akan tiba pada waktunya.

Meski dengan bumbu kebimbangan, ujian, bahkan ketidakyakinan…

Laluilah… rasailah… pahamilah…

Peluklah… seerat-eratnya…

Diposkan pada #IniCeritaku

Senandung yang Biasa

“Hmmm… hmmm… hmmm…”

Ia menatapku yang sedang bersenandung. Aku tersenyum.

“Itu apa?”, tanyanya.

“Ya bersenandung aja…”, jawabku sambil tersenyum.

Senandung. Hal yang ditandai orang-orang di rumah, dulu. Terutama eyang kakung. Katanya, kalau pagi-pagi aku bersenandung, artinya hatiku sedang riang. Tapi kalau aku diam saja, tidak bersenandung, berarti aku sedang kesal, sedih, atau tidak senang hatinya.

Seiring waktu, sepertinya itu menjadi kebiasaan. Mungkin senandungnya menjelma juga keceriaan-keceriaan yang lain. Tapi, diamnya yang tetap. Kalau sedang tidak enak hati, lebih sering memilih diam. Kenapa? Sesungguhnya tak tahu betul alasannya.

Kalau dipikir-pikir, daripada salah ngomong, malah membuat suasana kacau. Apalagi kalau pagi-pagi. Jadi, diam adalah pilihan yang tepat.

Meski kadang jadinya mengundang tanya. “Kenapa?”.

Entah apakah suatu kali nanti diamnya berubah menjadi cara-cara lain untuk mengungkapkannya.

Begitulah, ada hal-hal yang kita bawa sejak kecil dan menjadi penanda. Namun, kadang ada yang perlu disesuaikan dengan situasi, masa dan siapa yang dihadapi.

Adakah kebiasaanmu dari dulu yang kamu bawa sejak kecil? Apakah lama-lama juga ada yang berubah?

Diposkan pada #IniCeritaku, #MengejaRasa

Isi Kepala Manusia

Kita memang tak pernah bisa membaca isi kepala manusia. Bahkan, saat ditanya pun tetap ada jawaban-jawaban yang tidak sesuai kenyataan. Memang tidak selalu. Tapi kemungkinan itu selalu ada.

Apa yang menjadi penyebabnya? Banyak. Bermacam-macam. Mulai dari yang baik, hingga yang buruk. Lalu, yang paling sering digunakan apa?

Takut menyakiti yang mendengar jawaban itu.

Tapi, seorang teman pernah mengatakan, sesungguhnya kemungkinan yang satu itu cuma dalih. Sesungguhnya, penyebabnya adalah ketidaksiapan dari yang memberi jawaban itu sendiri. Tidak siap menerima risiko yang terjadi setelahnya.

Dulu saya selalu mempermasalahkan hal itu. Bukankah sebaiknya bicara saja apa adanya? Risiko? Harus dihadapi bersama. Kalau akhirnya saling menghilang, namanya memang bukan menghadapi. Tapi, lama-lama saya lelah berargumentasi tentang prinsip. Lalu, saya biarkan saja.

Seiring berjalannya waktu, apa yang saya rasakan?

Kesal… hahahaha…

Tapi ya sudahlah ya, ada hal-hal yang tidak menjadi urusan kita. Tapi yakinlah, pertanyaan yang tenggelam itu nyatanya tetap tersimpan. Oh, itu buat saya… hihihihi…

Apakah suatu ketika saya akan membahasnya? Sayangnya, iya. Ketika ada yang relevan dan menutut saya penting, saya akan membahasnya.

Seorang teman lain pernah berkata juga, rasa penasaran saya ini sebaiknya dibukukan saja. Sudah terlalu banyak. Ya, kadang kesannya seperti itu. Tapi tenang saja, rasa penasaran yang tersimpan adalah hal-hal yang menurut saya penting dan semestinya saya mendapatkan jawaban yang mudah.

Apakah semuanya selalu bermunculan semena-mena di benak saya? Tidak juga. Hanya kalau ada yang relevan, maka saya akan mengingat tentang penasaran itu.

Rumit ya?

Bisa saja terasa begitu, tapi bisa juga tidak. Semuanya hanya mengalir kok. Sama seperti ketika saya menulis cerita ini.

Membiarkan aksara menari-nari. Hiburan sebelum tidur. Itu saja.

Selamat malam. Selamat beristirahat. Besok dan seterusnya selalu sehat.

Diposkan pada #Bersyair, #IniCeritaku, Uncategorized

Aku Senang, Dalam Diam

Menyenangi apa yang sedang dijalani

Memperhatikan titik-titik cahaya yang menyinari

Ada rasa lega yang mengiringi

Rasanya ingin berhenti, terus di sini

Bukan hanya menggubah mimpi, tapi rasa-rasanya semua tak lagi mimpi

Tapi, apakah kamu tahu? Aku takut terlalu bahagia

Aku sering memaksa diri untuk biasa saja, meski hatiku begitu riang

Aku takut tiba-tiba semuanya hilang saat aku mabuk kepayang

Aku ingin biasa-biasa saja, bahwa tak pernah ada yang istimewa

Rasanya lebih baik dikejutkan dengan kesenangan

Dan menyimpan rapat-rapat harapan

Esok, kamu masih ada bersamaku, kan?

Jangan hilang… meski aku diam

Kuberi tahu kamu, aku senang, dalam diam

Diposkan pada #Bersyair, #IniCeritaku

Perlahan-lahan Hilang

Kadang aku menyesal bercerita tentang kamu

Kisah-kisah panjang yang seharusnya telah hilang

Tapi lama-lama aku terbiasa

Setidaknya, aku semakin paham bahwa rasa-rasa itu bisa sirna

Entah apa yang dilakukan tiap-tiap telinga yang mendengarnya

Atau juga mata-mata yang membacanya

Sampaikah kisah-kisah itu memenuhi isi kepala mereka?

Aku sudah tidak peduli lagi

Barangkali memang seperti itu seharusnya

Beberapa, aku ingin mereka mengalaminya sendiri

Tetapi, untuk akhir yang pedih, kuharap biar untukku sendiri

Ah ya, aku dan kamu akan bahagia dengan cara masing-masing

Meski satu sama lain harus menjadi asing

Diposkan pada #CeritaKubikel, #IniCeritaku, #MengejaRasa, #WritingChallenge

Cerita Baru, Pengalaman Baru

Banyak pengalaman baru yang bisa kita dapatkan di setiap masa. Namun, kadang kita tidak menyadari hal itu karena saking sibuknya atau memang tidak menandai hal itu sebagai sesuatu yang penting. Kenapa begitu? Biasanya sih karena sudah terlalu lelah dan terkurung dalam rutinitas sehari-hari. Padahal segala bentuk pengalaman baru inilah yang membuat diri kita berkembang dari waktu ke waktu.

Tiba-tiba saja saya menandai sebuah pengalaman dalam diri saya. Selama ini, saya banyak berkecimpung di dunia yang namanya Human Resource. Apa itu? Gambaran mudahnya adalah mengurusi orang… hehehehe… sudah hampir sembilan tahun ternyata, tidak terasa. Akhirnya saya sedikit menengok ke belakang, sebenarnya banyak sekali keseruan diantara kepenatan dan kegaduhan pikiran yang saya alami. Saya bisa senyum-senyum sendiri.

Bukan tanpa sebab, rasa-rasa ini bermunculan karena saat ini saya mendapatkan tantangan baru. Tak lagi berkawan dengan perihal mengurusi orang di kantor, sekarang saya berkawan dengan dunia Digital Marketing. Banyak sekali hal baru di dalamnya dan saya memang perlu belajar banyak. Sepanjang ini, saya sangat antusias, apalagi harus riset ini dan itu. Serunya lagi, Digital Marketing ini membawa saya ke sebuah lingkup bisnis yang menarik dan anti mainstream. Di sinilah saya berkenalan dengan apa itu sistem pengolahan air limbah. Selama ini saya tahunya hanya air limbah itu harus diolah supaya tidak mencemari lingkungan. Tapi sekarang saya jadi mengenal lebih dekat dengan dunia pengolahan air limbah itu sendiri.

Apa sih menariknya? Selain jadi tahu tentang tekniknya, juga jadi lebih paham dengan orang-orang yang bekerja di sektor pengolahan air limbah itu. Ternyata tidak semudah yang dibayangkan, salut banget dengan usaha yang dilakukan, ketika mereka harus bersentuhan dengan limbah dan kemudian mencampurkan chemical yang sesuai sehingga air bisa mencapai kualitas yang diharapkan. Ada sedikit cerita juga sih tentang mereka ini, boleh kok disimak juga di sini.

Selain itu, ternyata tidak hanya gedung, mal dan apartemen yang air limbahnya butuh untuk diolah, tapi juga industri lainnya. Kalau sama penasarannya dengan saya, boleh saja sesekali mendalami sektor industri apa saja sih yang limbahnya butuh diolah. Apalagi untuk orang-orang yang pekerjaannya di lingkup Building Management, kemungkinan besar sangat relate dengan pengolahan air limbah ini.

Belum lagi ya kalau semakin kita dalami, sebenarnya pengolahan air ini juga untuk kebaikan bumi. Setidaknya ada satu langkah yang kita pilih untuk bisa menyelamatkan bumi, membuat kita semua tidak kekurangan air di masa mendatang. Tepat rasanya kalau menentukan pilihan pada your smart water treatment solution.

Nah kan… topik obrolan saya pun jadi banyak yang baru juga, tak melulu tentang buku, psikologi dan jiwa dengan luka yang menganga… ahahaha… Setidaknya isi kepala saya jadi rupa-rupa warnanya. Oh iya, di Digital Marketing ini, saya jadi bisa lebih banyak menulis lho, menulis dengan rasa yang berbeda-beda. Apa pun itu, mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Lain kali, kita cerita lagi tentang hal baru yang lebih banyak ya… πŸ™‚

Diposkan pada #Bersyair, #IniCeritaku

Layang-layang Putus Benang

Aku seperti layang-layang yang putus benang
Terseok-seok mengikuti arah angin
Aku tak ada pegangan rasanya
Inginnya pasrah tapi merasa belum lumrah

Merapal do’a?
Itu juga sudah
Menunggu diijabah?
Atau kurang khusyu’?
Mudah-mudahan sih sudah….
Daya umat biasa
Harapan penuh-penuh saja

Kukenang-kenang sebuah masa
Tidak terlalu lampau
Tapi sepertinya cukup seru
Lari-lari
Sembunyi-sembunyi
Banyak kejutan
Aku suka itu
Bukan tanpa air mata
Atau pun selamanya tawa
Tapi banyak berdendang
Mmm… aku tak segan melompat
Merayap
Atau menyembul dari balik pintu

Rindu rindu rindu
Berdendang dengan waktu
Rindu rindu rindu
Tidak serius melulu

Diposkan pada #IniCeritaku, #NulisRandom2015

Pertumpahan Rindu

Satu pertumpahan rindu. Antara aku, Kuca-Kuca, dan ayah. Meja putih tanpa cela serta sepasang sofa berwarna merah menjadi saksi perbincangan banyak topik.

Senyum, tawa, kecewa, luka, rasanya sudah melebur dengan asinnya ikan peda dan pedasnya ayam balado. Semuanya berubah menjadi kenyang, serta hati yang lebih lapang.

Seperti cerita-cerita yang biasa kita nikmati, bahwa bahagia itu begitu sederhana. Terjemahannya tidak selalu rumit. Penjelasannya bisa dengan ilmu apa saja.

Kesibukan di kepala, hati, pindah panggung menjadi atraksi tawa. Meski ujungnya sampai jumpa, selalu percaya bahwa rindu masih mudah didapat pupuknya.

Akan selalu ada lembar baru yang siap dipenuhi cerita makan malam seru lainnya. Bukunya tak akan akan pernah habis πŸ˜‰

Diposkan pada #Ceritaku, #IniCeritaku

Laper Banget

Jadi ceritanya saya sedang dalam kondisi yang kurang sehat. Setelah kemarin saya absen juga karena sakit. Padahal kondisi psikis saya baik-baik saja. Saya berprinsip kalau psikis kurang baik, tidaklah berdosa jika tidak masuk kantor :)) *ditabok kitab UUK 13 tahun 2003* Tapi karena saya mengalami bersin-bersin yang tak berjeda, maka saya memutuskan untuk anteng saja di tempat kos. Saya kasihan dengan orang-orang sekitar, pasti merasa saya berisik. Belum lagi kalau ketika bersin ada yang muncrat #eh duh.. jorkis yaa… *nyengir* Jadi saya absen karena menyelamatkan orang banyak dari ancaman bencana πŸ˜€ Dapat award apa kira-kira? *diceburin sumur*

Setelah seharian mendekam di kamar kos dan nenghabiskan sisa camilan hingga akhir bulan, maka tadi pagi saya memutuskan untuk masuk kantor lagi sekalian perbaikan gizi. Benar saja, datang-datang saya sudah disambut semangkuk mangga yang sudah dikupas dan dipotong-potong. Malaikat siapa namanya yang sedang bersama teman saya itu? Kebaikannya bertambah 200% :)) #pujianberbayarmangga

Sayangnya, menjelang waktu makan siang, saya merasa sangat lapar. Saya harus menahan 20 menit lagi. Makan siang tersedia di pukul 12 tepat. Biasanya. Tapi, selepas salat dhuhur pun, saya tak menemukan barisan menu makan siang di ruang makan kantor. Saya menelan senyum kecut sambil menahan tubuh saya yang mulai gemetar. Saya beranjak menuju dapur. Ada sebungkus nasi uduk, sepertinya sisa sarapan tadi pagi. Tanpa pikir panjang, saya mengambil sebungkus nasi uduk itu dan membawanya ke ruangan saya. “Ibu mau nasi uduk sisa tadi pagi, tak?” saya sengaja menawari atasan saya yang tadi juga mengeluh sangat lapar. “Mauuuu”, atasan saya menjawab dengan cepat. Maka eksekusi nasi uduk pun terjadi di meja kerja atasan saya. Dalam waktu lima menit sekian detik, kami berdua telah menyelesaikan 90% dari proses eksekusi nasi uduk. “Saya sudah. Ibu yang lanjutin yaa..” ucap saya karena merasa perut sudah cukup terisi. Saya pun kembali ke meja kerja saya.

Tak lama, Pak Bos datang membuka pintu ruangan saya. “Wah Wulan ambil nasi uduk dari dapur ya? Mana sekarang?” tanyanya memburu. Saya yang baru saja menelan tegukan terakhir air minum saya mendadak kaget. Saya menjawab dengan lirikan mata ke arah meja atasan saya. Kami pun menganga. “Itu, Pak” lanjut saya dengan suara memelan sambil menunjuk nasi uduk yang hanya tersisa dua sendok. Hahahahaha, Pak Bos tertawa. “Itu tadi mau saya makan karena makanannya belum datang-datang, malah kamu ambil,” lanjut Pak Bos. “Yaaa.. bapak telat bilangnya. Abis saya laper banget, Pak. Maaf ya Pak,” saya bingung harus berekspresi seperti apa. Merasa bersalah, tapi geli juga. Jadi saya cuma bisa cecengiran.

Saya benar-benar tak tahu harus bersikap apa. Saya cuma sedang membela anak-anak anaconda di dalam perut saya, daripada saya KO lagi kan… ahahaha… Kalau memang ini adalah kedurhakaan level tinggi, saya istighfar puluhan kali deh.. kurang? Maunya berapa? Atau saya harus nraktir Pak Bos? Ini mah gegayaan. Pak Bos akhirnya udah makan ketoprak sih. Tapi beliau bilang rasanya hambar. Ah, membuat saya makin pengin jedotin kepala ke tembok aja nih… bahahak…

Iya ya… yang namanya orang lapar itu bisa melakukan apa saja. Apa saja! Tolong jangan ditiru tingkah saya yang itu! Jangan!! :)) :))

Diposkan pada #IniCeritaku

Selamat Pagi, Tawa

Heii.. kamu.. kamu.. kamu.. udah ngakak belum hari ini??? Yuk sini.. sama saya aja.. iya.. duduk deket saya sini deh.. saya ceritain sesuatu.. πŸ˜€

Mauuu versi serius apa dodol?? *hah kebanyakan nanya*

Yaudah.. ini Hari Kamis, 31 Januari 2013, saya berangkat lebih pagi soalnya skip acara nyuci. Hmmm tapi mandi!! Catet… MANDI!! Semangat deh saya keluarin si Brad Pitt yang semalem kepaksa parkir paling belakang… lumayan… gak susah-susah amat.. XD

Udah cantik sayanya dan ganteng Brad Pitt-nya. Teruuusss… seperti biasa saya check sound… haha… manasin mesin maksudnya. Tapi dengan usaha berkali-kali si ayang gak mau nyala dooong… blaassss… Panik!!! Coba dibenerin sama Om Kosan tetep gagal. Waktu berlalu.. saya pasti telat ngantor. Saya lapor partner dan bos di kantor dehhh.. eehh malah dibully… kakakakaka.. yaudah sik… saya udah kelar ini menggandeng ayang ke bengkel deket kosan, sampe keringetan… πŸ˜›

Di bengkel, saya langsung disambut mas-mas montir dengan ramah. Buru-buru si Brad Pitt diperiksa apa sakitnya. Diperkirakan ini efek kemarin yang mendadak kebanjiran lagi. Iya, kemarin kan sepagian hujan… dan saya sempet kebanjiran.. πŸ˜₯ dia sekarang suka gitu, jadi anti sama air, mungkin saya juga sih yang kurang perhatian sama dia, belakangan. Janji-janji mulu mau check up-in tapi gak jalan juga *sok sibuk* *dilirik Brad Pitt* aww.. :”)

Setelah dibongkar-bongkar, dibersihin, dilap dan dicakepin businya, tetiba si mas-mas montir nanya, “Mba, ini kunci rahasianya sebelah mana deh?’ Saya agak kaget karena setadian sibuk sama si burung biru.. xixixixixi… Saya tunjukin aja deh… Dan kayak langsung ada bayangan di kepala saya SREETTTΒ  sekonyong-konyong saya tepok jidat saya sendiri bukan jidat masnya, terus saya ngakak-ngikik gak jelas sampe jongkok-jongkok. Sekian orang yang ada di bengkel mungil itu menatap saya penuh heran, pasti mengira saya sudah edan… :)))))))))))))

Si mas montir gak nemu-nemu juga sih di mana letak kunci rahasia. Ya, namanya rahasia, masa bisa diketahui semena-mena.. πŸ˜› Di sini nih mas.. di hati aku.. *eaaaa etapi tenang… saya dalam hati kok ngomongnya.. kan 2013 saya udah tobat nyepik… nyahahahahahaha… *dijejelin dongkrak*

Tau gak sihh… sebenernya… si Brad Pitt itu sehat wal afiat… dia itu gak bisa nyala karenaaaaaaaaaaa… karenaaaaaaaaaaa…. karena saya lupa kalau ternyata saya semalem ngunci pake kunci rahasia….. nguahahahahhaha… yaiyalahhh… mau distarter sampe 70 tahun mendatang juga gak bakalan bisa kalo itu kunci rahasia beloman dibuka… duuuhh… enggg… sama sih kayak hati saya… *ehh *malah curcol* *ditampol* :))))))

Saya lupa, karena udah lamaaaa gak pake itu kalo di dalem kosan. Karena lepas dari kebiasaan, saya bener-bener gak kepikiran. Ya itu, karena kemaren dapet parkiran yang paling belakang, jadi ya udah, demi keamanan dan agar tidak merepotkan orang *tsaaahh* saya pencet deh kunci rahasianya… dduuuhh….

Saya rasanya pengin sungkem sama semua orang yang ada disitu, kenapa deh saya bisa sedudut ituuu… duuuhhh itu pasti mas-mas montir udah pengen getok saya pake kunci enggres sampe cemet. Dia sih bilang gak papa gak papa doang… yaaa gak enak kali ya sama saya… haha.. *songong* dan saya tahu dari tatapan semua orang yang ada di situ udah rebutan… rebutan nelen saya, sampe abisssss…. jangan ssampe ada sisanya yang kayak gini… Mungkin, mereka langusng ngetwit ato pasang status, atau ngeblog kayak saya ini dan menuliskan Petaka Pagi di Akhir Januari… muahahahahhahaha…

Oke.. entah ini hal absurd ke berapa yang saya lakukan. Dan selalu saya kenang-kenangkan dalam tawa yang penuh ketidak berdayaan. Udah, jangan dicontoh yaaa… Yakin deeehhhh jangaaann!!!

Tapi saya yakin, Tuhan ngasih takdir begini tadi pagi cuma mau ngingetin saya bahwa Brad Pitt pun gak mau di PHP-in. Iya, kan saya udah berkali-kali PHP-in dia buat ngajak dia nyalon sama ke bengkel. Nyalonnya sih udah, ke dokternya beloman. Pulang larut mulu… makanya pagi tadi adalah saat yang tepat untuk menguji kesungguhan saya kepada Brad Pitt… Yaiyalah ay, akuuhh ciyuuzz cama kamuuuhh *kecup Brad Pitt* Lain kali saya gak mau-mau lagi deh PHP-in apa pun, siapa pun, semoga selalu ditunjukkan jalannya yaaa… *lahh ini ngapa jadi haru begini deh* :))))))))

Iya… gak mau PHP-in… Apalagi di PHP-in… :))) *uapaaahh*

Dear Brad Pitt.. Maafkan aku mengecewakanmu… :*